Namek Tinus Blog

Selasa, 07 Juni 2011


Filsafat Budaya Menurut
 Sang Fran-Q
 Di tulis oleh: Frengky Yolmen
Fransiskus Yolmen


ü  Sabtu, 13 Agustus 2010
ü  Tugas Akhir Semester
·         Uraikanlah secara singkat, padat dan jelas, salah satu budaya dalam komunitas budayamu sendri!!!
·         Tugas dikumpulkan 1 (satu) minggu sebelum ujian semester.
·         Jumlah halaman 1 – 3 hal.
      I.            Anatomi Kebudayaan1.      Definisi etimologis

  •         Kata kebudayaan = cultura (Latin) bertumpangtindi arti dengan, civilization (Inggris).
  •         Cultura menjadi culture (Perancis)=bildung (Jerman) dan education (Inggris), yang artinya: budi halus, keadaban yang=civita (Italia).
  •         Kata kultur (Jerman) maknanya=civilization (Perancis) dan culture (Inggris), serta kebudayaan (Indonesia).
  •        Menurut suku katanya kata kebudayaan  dapat dipilah-pilah, yaitu: budi & daya atau buah & budi, bahkan bud an daya. Masing-masing mempunyai arti yang berbeda-beda.
  •         Kata buddhaya (Sansekerta) merupakan bentuk jamak dari buddhi, artinya akal, maksud dan pandangan.
  •        Selain itu, ada kata lain lagi, yaitu: abbyudaya, artinya hasil baik, kemajuan dan kemakmuran yang serba lengkap.

2.      Definisi Semantis

*   Kata paideia (Yunani)=cultura (Latin), artinya; pendidikan, yang mengarah baik pada isi pendidikan itu sendiri maupun cita-cita yang diwariskan oleh pendahulu Yunani kepada generasi penerusnya.
*  Cultura, bisa berarti mencurahkan perhatian/penggemar.
*   Agri-cultura, artinya berkaitan dengan memelihara tanah.
*   Cultura Dei (Romawi) artinya, kebaktian kepada Tuhan.
Dua kata tersebut mempunyai konteks arti yang sama, yaitu: mencurahkan perhatian
*  Dengan demikian, menjelaskan kepada kita bahwa: kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan kebudayaan dibutuhkan oleh manusia demi kelangsungan hidup dan perkembangannya.

3.      Apakah kebudayaan=peradaban???

 Kata kebudayaan cultura (Latin), kerap disamakan,  tapi diperlawankan dengan kata peradaban civilization (Perancis).

1.      Malinowsky
Menurutnya:
*        Civilization sebagai aspek khusus dari kebudayaan yang lebih maju.
2.      Jack Manitain
Menekankan :
*        Aspek rasional, moral pada arti kata kebudayaan.
*        Aspek social, politik dan institusional pada kata peradaban.
*        Keduanya diperlawankan.
3.      Spengler
Memandang:  Kebudayaan sebagai perwujudan dari budi manusia.
*        Peradaban sebagai perbudakan dan pembekuan budi.
*        Kebudayaan bersifat dinamis.
*        Peradaban bersifat satatis.
4.      Chudoba
Menurutnya:
*        Kebudayaan adalah: kegiatan kreatif dan hidup serta nilai-nilai baru.
*        Peradaban adalah: gagasan-gagasan, karya-karya, alat-alat, adat-kebiasaan dan pranata-pranata dalam masa lampau yang tak dapat diubah.
5.      Definisi Kebudayaan Menurut Macam-Macam Disiplin Ilmu
  •  Sosiologi: kebudayaan sebagai keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu, dll) yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek masyarakat.
  • Sejarah: menekankan perkembangan kebudayaan dari tradisi atau warisan dan generasi ke generasi.
  • Filsafat: menekankan aspek normative, nilai-nilai, realisasi, cita-cita dan way of life.
  •  Antropologi Budaya: menekankan aspek tingkalaku, tata kelakuan manusia sebagai makhluk social.
  • Psikologi: menekankan proses-proses penyesuaian, belajar dan pembentukkan kebiasaan-kebiasaan manusia terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosialnya – kebudayaan sebagai syarat-syarat untuk survial.
  • Psikoanalisa: menekankan peran alam bawah sadar dan pembentukkan kebudayaan.
  • Menurut Freud: kebudayaan tak lain dari  deseksualisasi libido.
  • Menurut Arnold Toynbee: kebudayaan sebagai dialektika challenge anf response.
  •   Ilmu Bangsa-Bangsa: kebudayaan adalah bangunan atas ideologis yang mencerminkan pertentangan kelas.
Ada berbagai macam tekanan dari masing-masing pendekatan disipliner: Sosiologi pada totalitas komprehensif; Sejarah pada perkembangan tradisi; Filsafat pada normative; Antropologi pada tingkalaku; Psikologi pada adaptasi; Ilmu Bangsa-Bangsa pada segi material. Dari semuanya itu, para ahli sepakat bahwa: Kebudayaan Merupakan Gejala Khas Manusia

6.      Kebudayaan Sebagai Gejala Khas Mnausia
*        Hubungan manusia, sbg individu, kolektif, alam dan sejarah (ruang dan waktu), menghasilkan gejala kebudayaan.
*        Kebudayaan membedakan manusia dengan hewan.
*        Hewan tenggelam di dalam alam (hidup dalam alam); Manusia mengatasi alam sebagai sesuatu yang lain dari dirinya.
*        Manusia menciptakan system pikiran, dari system itu menghasilkan system tingkalaku dan alat-alat untuk mengatasi alam.

Melalui kegiatan kebudayaan, manusia mewujudkan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam alam menjadi kenyataan yang sebelumnya ada dalam pikirannya. Dengan kegiatan, kebudayaan manusia mengubah alam menjadi berguna bagi kehidupan dan kebutuhan-kebutuhannya.

7.      Konsep Dinamis Mengenai Kebudayaan

*        Menurut C. A. van Peursen: pergeseran itu menyangkut arti/maksud kata kebudayaan dan isi konsep kebudayaan.

8.      Maksud Kata kebudayaan

*        Dahulu kebudayaan diartikan sebagai: perwujudan hidup manusia yang berbudi luhur dan bersifat rohani seperti tampak pada agama, seni, filsafat dll.
*        Dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai: perwujudan setiap orang dan kelompok orang yang berkegiatan/bekrja utk membedakan dirinya dari hewan
*        Kebudayaan mencakup, material (hasil karya pikiran), penghayatan kematian, perkawinan, dll.
Kebudayaan adalah gejala manusia dan kegiatan berpikir (mitos, ideology, ilmu) dll.

9.      Isi Konsep kebudayaan

*        Kebudayaan – dahulu – sebagai kata benda: hasil karya seni, museum dll. Ini menunjukan kebudayaan sebagai produk material, sehingga dapat dipahami sebagai kata benda.
*        Kini, kebudayaan dilihat sebagai kata kerja: karena dipahami dari kegiatan bercinta, menyusu, membuat alat-alat, dll.
*        Dewasa ini, kebudayaan dipahami sebagai kegiatan produktif dan bukan produksinya.
*        Dengan demikian kata kebudayaan bergeser arti menjadi membudaya.
*        Itu terjadi dari karena pemahaman statis berubah menjadi pemahaman dinamis tentang konsep kebudayaan.
Kini, kata kebudayaan tidak hanya mengalami peluasan isinya tetapi juga didinamisasikan. Kebudayaan bukan “beku” dan “jadi”, melainkan sesuatu yang selalu terus-menerus mengalami proses perubahan.

10.  Sistem Makna

*        Kebudayaan=makna dan system nilai yang dikomunikasikan melalui symbol-simbol.
Clifford Geerzt melihatnya dalam empat tingkat:
a)     Common Sense
§  Suatu realism naïf.
§  Dunia sebagai tempat hidup manusia diterima sebagaimana tampaknya.
§  Tidak ada distingsi seeming dan being.[1]
§  Realitas diandaikan benar, given.
§  Dalam menghadapi realitas dunia yang hidup manusia dibimbing oleh motif pragmatis.
§  Tanggapan terhadap dunia sejauh dunia memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
§  Tanggapan itu didasarkan pada semacam analisis dengan konsep-konseo informal.
a)     Ilmu Pengetahuan
§  Bertolak dari realisme kritis.
§  Realitas dipertanyakan dengan memperbandingkan seeiming (realitas/kenyataan) dari beeing (wujud sebenarnya dibalik realitas/kenyataan/gejala-gejala).
§  Kehidupan tidak dihadapi secara pragmatis tetapi “diawasi” dalam control dan observasi.
Tanggapan terhadap dunia dunia/lingkungan hidup dilakukan berdasarkan analisa dengan bantuan konsep-konsep formal yang teruji dan terus menerus diuji
b)     Estetika
§  Estetika menunjukan kecenderungan yang khas:
*        Dalam common sense: jarak antara penampakan gejala-gejala tidak dilihat.
*        Dalam ilmu pengetahuan jarat itu diawasi dan dipertegas.
*        Dalam estetika, jarak itu dibaikan sama sekali.
*        Estetika cukup puas dengan kualitas penampakan-penampakan itu.
Realitas tidak dipertanyakan, tetapi diterima atau ditolak; dianggap penting atau diabaikan. Estettika mempertarukan gejala-gejala empiris dalam kontemplasi intensif tentang kualitas-kualitas sensoris.


[1]Seeming: Gejala yang Nampak; beeing: wujud yang sebenarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Hal Baru di Kota Saint Peterburg, Rusia.

Sankt-Peterburg (Dalam Bahasa Rusia: Санкт-Петербу́рг) adalah kota di Rusia. Kota ini dulunya bernama Petrograd dari tahun 1914-1924, dan L...